Senin, 12 Desember 2011

Jakarta, Asap rokok sudah lama diketahui menyebabkan kulit wajah tampak kusam dan cepat keriput sehingga terkesan tua. Tapi yang lebih mengerikan, merokok selama 20 tahun bisa menumbuhkan kanker ganas yang bisa merusak bentuk wajah perempuan.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Moffitt Cancer Center di Tampa, Florida membuktikan rokok bisa meningkatkan risiko berbagai jenis kanker kulit non-melanoma. Salah satunya adalah karsinoma sel skuamosa, yang menyerang wajah dan bisa menyebar.

Jenis kanker ini biasanya muncul pertama kali pada bibir dan telinga, lalu merusak bentuknya jika tidak diobati. Bahkan jika menyebar, bibir dan telinga itu bisa hancur sama sekali dan sel kankernya menyebar ke seluruh wajah maupun organ tubuh lainnya.

Kasus yang berkembang hingga bentuk wajah rusak parah memang jarang ditemukan, sebab gejalanya langsung bisa ketahuan pada tahap-tahap awal. Asal segera diobati dan dibantu dengna berhenti merokok, kemungkinan wajah berubah bentuk secara dramatis bisa dicegah.

Karsinoma sel skuamosa bisa dialami oleh siapapun tanpa memandang jenis kelamin, namun risikonya meningkat 2 kali lipat pada perempuan yang sudah merokok selama lebih dari 20 tahun. Jumlah rokok yang dihisap tiap hari turut mempengaruhi, namun lamanya merokok akan lebih menentukan.

"Secara statistik tampak hubungan yang sangat kuat antara risiko karsinoma sel skuamosa dengan lamanya seorang perempuan menjalani kebiasaan merokok," tulis sang peneliti, Dr Dana Rollison dalam jurnal Cancer Causes and Control seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (11/12/2011).

Berbagai penelitian terdahulu juga mengatakan, racun dalam asap rokok dapat memicu perubahan DNA (Deoxy Ribonucleic Acid) yang berkaitan dengan risiko kanker. Selain kanker kulit di wajah, rokok juga banyak dikaitkan dengan kanker lain terutama kanker paru-paru.

Sumber:http://www.detikhealth.com

Jumat, 09 Desember 2011

Jakarta, Tidak salah jika dikatakan pemakai narkoba umumnya kurang perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Menurut penelitian, pelukan ibu di masa kecil mengubah otak anak jadi kebal terhadap efek zat terlarang yang bikin kecanduan tersebut.

Pelukan dan sentuhan fisik yang lembut penuh kasih sayang dari seorang ibu disebut-sebut bisa memicu perubahan kimiawi di otak. Perubahan itu berupa peningkatan kadar interleukin 10, yakni sejenis molekul di otak yang menghambat efek berbagai jenis narkoba.

Untuk membuktikannya, para peneliti dari Duke University dan University of Adelaide di Australia melakukan percobaan pada beberapa ekor anak tikus dan induknya. Percobaan yang dilakukan pada peneliti tersebut menggunakan teknik yang disebut handling paradigm.

Sebagian anak tikus dipisahkan dari kandang induknya selama 15 menit, lalu dikembalikan lagi. Perlakuan ini membuat induk ikus tergerak untuk menghampiri anaknya, mengendus-endus dan terlibat kontak fisik lebih intens dibandingkan yang tidak pernah dipisahkan.

Dalam eksperimen berikutnya, anak-anak tikus dipisahkan lagi dan ditempatkan di sebuah kandang yang memiliki 2 ruangan. Anak-anak tikus bebas memilih mau masuk ruangan, lalu akan disuntik morfin jika memilih masuk ke salah satu ruangan yang telah ditandai.

Dalam beberapa kali percobaan, anak tikus yang jarang diendus-endus iduknya cenderung kembali ke ruangan yang ada morfinnya meski sudah tidak pernah diberi morfin lagi. Kecenderungan ini menunjukkan gejala kecanduan, yang tidak ditemukan pada anak tikus yang sering diendus-endus induknya.

Meski baru dibuktikan pada tikus, mekanisme yang sama diyakini juga terjadi pada manusia meski tidak mungkin dibuktikan dengan cara yang sama. Secara etis, sangat tidak manusiawi untuk memisahkan anak dengan ibunya lalu menyuntiknya dengna morfin hanya untuk melihat bagaimana efeknya.

Namun para peneliti mengatakan, molekuol interleukin juga ditemukan pada otak manusia dan kadarnya dipengaruhi oleh emosi dan kasih sayang. Dikutip dari Dailymail, Jumat (9/12/2011), molekul ini menghambat munculnya rasa senang dan efek ketagihan dari narkoba.

Sumber:Detikhealth
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!